Thematic: Geo – Culture Diversity
- Sigulati, Toba Geopark Museum
- Sianjur Mula-mula, dacitic lava
- Tele, non-welded YTT
- Batu Hobon, Cultural site
- Sianjur Mula-mula, batak Tradistional House
- Batu Parhorasan Dacitic lava flow
- Siboro, limestone – volcanic contact
- Aek Rangat, geothermal field
Aspek Geologi
Panorama G. Pusuk Buhit (+ 1751 m) dilihat dari pulau Samosir, memperlihatkan jejak perpindahan titik erupsi (kawah) yang dicirikan oleh jejak ubahan hidrotermal (warna putih) Singkapan batuan lava dasitan G. Pusuk Buhit yang terdapat pada lereng utara, memperlihatkan struktur kekar kolom dan aliran lava (flow-banding), yang mencirikan proses pembekuannya (pembatuan). Singkapan batuan lava dasitan yang merupakan bagian dari kubah lava G. Pusuk Buhit, yang terdapat di kawasan simpang Batu Hobon (kiri) dan bentangalam lembah Sianjur mula-mula dilihat dari Simpang Batu Hobon. Singkapan satuan batuan sabak Formasi Pangururan yang berumur Permo-Karbon pada tebing jalan di kawasan Tanjung Bunga Mitos Si Boru Deak Parujar adalah menceritakan tentang proses figur dewi yang menciptakan bumi. Kemudian diikuti dengan cerita proses kejadian awal manusia batak yang disebut denga Si Raja Batak. Pusuk Buhit di percaya adalah penghubung antara dunia langit (Banua Ginjang), dunia manusia (Banua Tonga) dan alam kehidupan kejahatan (Banua Toru). Sianjur Mula-mula dianggap sebagai tempat dimana bermula sekumpulan manusia batak (Bius) yang pertama. Lokasi ini terdapat di Geosite Pusuk Buhit Mata air panas (hotspring) dan batuan ubahan hidrotermal yang terdapat dikawasan Aek Rangat–Pangururan dengan endapan sinter belerang (kanan), merupakan manifestasi kegiatan gunung api aktif tipe B (pernah meletus sebelum tahun1600). Kawasan ini dipergunakan sebagai tempat rekreasi dan pemandian oleh wisatawan dan penduduk setempat.
Aspek Biologi
- berbagai jenis ikan endemik dan ikan budidaya seperti ihan (ikan khas Batak), ikan mas, ikan pora-pora (sudah langka), ikan lele, ikan gabus, ikan undalap
- tanaman rempah/obat seperti pirdot (untuk obat penyakit gula dan jantung), sitohap (obat sakit perut), babarus (obat sesak nafas untuk bayi), purba jolma (untuk yang belum memiliki keturunan), andaliman, bawang, jahe, kunyit, lengkuas, jeruk purut, serai
- hortikultura seperti cabe, kacang, jagung, kentang, tomat, sayuran
- tanaman perkebunan seperti mangga udang (mangga Toba), kemiri, kopi, vanili, kelapa
- tanaman pertanian seperti padi sawah dan padi ladang
- peternakan, seperti kerbau, sapi, lembu, ayam, bebek
- unggas (burung), babi hutan, dan binatang liar
- tumbuhan/pohon endemik seperti kayu ingul/surian, beringin, hariara
Pada kawasan .Geosite ini terdapat Kambing Putih (Capraaegagrus) merupakan andemik Toba, dan berdasarkan sejarahnya dipelihara penduduk setempat secara turun temurun. Kambing Putih ini pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) olehpenduduk setempat. Kambing yang dipersembahkan harus yang berwarna putih, maka secara alami penduduk setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka, mengutamakan yang berwarna putih.Kambing Putih ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Dan topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.
Aspek Budaya
Batu Hobon adalah sebongkah batu berukuran seluas + 1 m2 yang terdapat di Desa Batu Hobon, di kaki Pusuk Buhit. Batu Hobon bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya Batu Hobon dianggap sebagai sesuatu yang sakral. Di lokasi ini dahulunya sering diadakan upacara tradisional yang disebut dengan mandudu (ritus persembahan / penghormatan terhadap Bumi). Lokasi ini terdapat di area Geosite Pusuk Buhit. Batu hobon artinya peti batu (hobon = peti besar tempat menyimpan barang-barang). Situs budaya ini terletak di antara Huta Sagala dan Limbong di kaki Dolok Pusuk Buhit. Jika dilihat dari bentuknya berupa sarkofagus ( peti batu ), terdiri dari wadah diduga berongga seperti lesung dengan penutupnya juga terbuat dari batu. Tempat berpijaknya Siboru Deang Parujar ketika membentuk daratan di Banua Tonga; selain itu sebagai tempat asal mula Guru Tatea Bulan membuka huta; tempat penyimpanan harta kekayaan orang Batak, berupa benda-benda pusaka, pustaha laklak, dan alat-alat musik, sebagai karya Ompu Raja Uti; makam leluhur Batak; pintu masuk lorong yang saling berhubungan dengan pintu gua di tempat lain. Disamping itu dibawah kaki gunung Pusuk Buhit adanya kampong Sianjur Mula-mula Masyarakat batak secara mitologis mempercayai bahwasannya disanalah bermula atau berawal manusia leluhur bangso batak yang disebut Si Raja Batak.