Рейтинг Лучших Букмекерских Контор В России 2025 Топ-10 Букмекеров ддя Ставок На Спорт
February 26, 20251win Türkiye Giriş Yap Empieza Oyna Bonus Twenty-four, 000
February 27, 2025Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark melakukan FGD (Forum Group Disucussion), MOU (Memorandum of Understanding) dan MOA (Memorandum of Agreement) di Politeknik Pariwisata Medan pada hari Selasa, 25 Februari 2025.

Adapun mitra yang terkait pada Mou dan MoA kali ini yaitu antara lain
➢Universitas Al Wasliyah
➢ STIE Bina Karya Tebing Tinggi
➢ Ketua Umum ADAI
➢ Kepala Unit Geotourism dan Kuliner
➢ PT. Wali Mandiri Wisata
➢ Yayasan Mambang Bumi Selaras
➢ Semenda Production
➢ Batubara Production
Kemudian forum group discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Toba Caldera Global Geopark (BP TC-UGGp) Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk memberikan masukan terkait form revalidasi yang akan diserahkan kepada Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Dalam FGD ini, empat pakar dari berbagai bidang memaparkan pandangannya tentang pengelolaan Kaldera Toba yang meliputi aspek kelembagaan, keanekaragaman hayati, kebudayaan, dan geologi.






Budi Sinulingga menyoroti tantangan kelembagaan BP TC-UGGp yang dinilai belum cukup kuat dan mandiri. Dia menyarankan penggunaan pendekatan personal dalam merangkul pihak terkait, terutama pemerintah daerah, agar lembaga ini tidak terbatas ruang geraknya. “Apabila tidak, maka dikuatirkan BP.TCUGGp akan terbatas ruang geraknya dan lebih banyak berurusan dengan administrasi kedinasan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan program kerja”, ungkap Sinulingga.
Prof. Binari Manurung menyampaikan pentingnya identifikasi keanekaragaman hayati di Kaldera Toba, yang dianggap unik dan masih memerlukan penelitian lanjutan. “Dasar penetapan suatu geopark adalah pada keunikan-keunikannya. Maka, identifikasi dan informasi mengenai keunikan hayati di Kaldera Toba perlu terus diperkuat agar posisinya makin baik”.
Prof. Ibrahim Gultom menggarisbawahi pentingnya penelusuran kembali kebijaksanaan lokal dalam menjaga kelestarian budaya dan lingkungan. “Setiap masyarakat pastilah telah menemukan suatu cara agar mereka dapat hidup selaras dengan lingkungannya, yang membuat mereka dapat bertahan demikian lama di tengah lingkungan budayanya”.
Sementara itu, Dr. Said Muzambiq menjelaskan peristiwa tektonik dan vulkanik yang membentuk Kaldera Toba, dengan bukti fosil kerang di dinding batuan yang menunjukkan bahwa dataran tinggi Toba dulunya adalah dasar laut. “Ini memberitahu kita bahwa dataran tinggi Toba dahulunya adalah dasar laut. Ini sesuatu yang luar biasa untuk dijadikan sebagai story telling”, ujarnya.
Kegiatan ini juga mencakup penandatanganan MoU dengan mitra strategis yang mendukung pengelolaan Kaldera Toba di bidang edukasi, konservasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Tujuan dari FGD,MoA, dan MoU kali ini agar para Instansi Pemerintahan dan juga Mitra yang turut ikut bekerja sama dengan Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark saling berkontribusi dalam mendukung edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat agar mensukseskan Toba Caldera UNESCO Global Geopark menuju Green Card.