GEOSITE SIPISOPISO - TONGGING
Geosite Sipisopiso-Tongging merupakan kawasan pinggiran Danau Toba yang menampilkan kecuraman tebing kaldera, air terjun Sipisopiso yang terbentuk dari aktivitas vulkanik dan erosi, serta struktur sesar aktif yang mempengaruhi morfologi wilayah.
Aspek Geologi
Kawasan ini menjadi lokasi strategis untuk mempelajari dinamika vulkanik, proses erosi, dan interaksi geologi dengan bentang alam serta berpotensi sebagai destinasi geowisata ilmiah dan wisata alam.
Air terjun Sipisopiso, yang artinya “air yang memotong,” merupakan salah satu air terjun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian sekitar 120 meter, yang sedemikian rupa seolah-olah memotong dinding kaldera menjadi dua sisi yang curam sebelum larut bersama Danau Toba.
Letaknya yang berada di Desa Tongging membuat kawasan ini menjadi gerbang masuk menuju keajaiban alam Danau Toba di sisi utara. Dari atas tebing Sipisopiso, pengunjung dapat menikmati panorama hamparan Danau Toba yang luas, Pulau Samosir yang terletak di tengah danau, serta perbukitan hijau yang membingkai kaldera raksasa.
Geosite ini kaya dengan singkapan lapisan batuan, baik produk vulkanik maupun batuan dasar. Sipisopiso adalah bagian dari dinding kaldera Danau Toba yang terbentuk akibat letusan supervolcano sekitar 74.000 tahun lalu. Tebing curam tempat air terjun merupakan hasil proses alam yang terus berlangsung sejak letusan itu.
Desa Tongging sendiri adalah salah satu representasi pusat budaya masyarakat Karo yang bermukim di tepian Danau Toba. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengolah pertanian di lembah-Lembah sempit berbatu. Sejumlah perlengkapan hidup dan alat pertaniannya dibuat dari batu vulkanik, seperti lesung batu yang khas untuk menumbuk padi dan biji-bijian.
Tongging, Kec. Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara 22173