GEOSITE SIBAGANDING

Gerbang utama menuju kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba adalah Geosite Sibaganding. Selain itu, geosite ini juga mengandung batu singkapan terlengkap untuk menjelaskan peristiwa geologis di Kaldera Toba, baik secara tektonik maupun vulkanik dari beberapa peristiwa letusan Gunung Toba. Hanya beberapa menit sebelum mencapai kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, sepanjang sisi jalannya sudah langsung menunjukkan singkapan batuan dasar dan hasil letusan Gunung Toba 74.000 tahun lalu. Di sejumlah titik, ditemukan juga kekayaan fosil yang terperangkap di dalam bebatuan itu.

Aspek Geologi

Beberapa titik pengamatan penting di geosite ini antara lain Monkey Forest, Batu Gantung, dan Batu Kapur. Disebut ‘Monkey Forest’ karena lokasi ini adalah pintu gerbang menuju rumah berbagai jenis primata, yaitu meliputi hutan lindung seluas 50 hektar. Selain menampilkan berbagai singkapan lapisan batuan vulkanik hasil letusan 74.000 tahun lalu dan batuan dasar sebelum terjadinya peristiwa empat letusan besar di Kaldera Toba, Monkey Forest juga menyimpan kekayaan hayati yang tumbuh dan berkembang di atas Kaldera Toba. Di antaranya adalah hamparan pinus, aneka ficus, dan ekosistem hutan tropis yang kaya dengan koleksi pepohonan tua (tumbuh lambat) dan belukar yang mengisi dasar hutan.   

Di tengah ekosistem Monkey Forest, berbagai jenis satwa liar menggantungkan hidupnya, terutama dari jenis primata seperti siamang, kera, kukang, dan monyet ekor panjang. Selain itu, hutan lindung ini juga menjadi tempat berbiak bagi trenggiling, babi hutan, musang, landak, kucing hitam, tupai, kelelawar, kukang, ular lidi, ular cabai, ular sawah, ular sendok, biawak, kadal, dan aneka satwa lainnya, termasuk kekayaan mikrobiologi yang masih memerlukan penelitian dan identifikasi lanjutan.

Sedangkan dari kelompok flora, selain didominasi pinus, kawasan sekitar Monkey Forest Sibaganding juga memiliki koleksi berbagai tumbuhan yang memiliki hubung kait dengan budaya masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kemiri (Allecurites mollucana) yang merupakan bahan bumbu pada hampir semua masakan tradisional Batak, bawang merah, aren, mangga, kopi, padi, cengkeh, jagung, pisang, dan lain-lain.

Di samping mengandung sejarah geologis purba yang ditandai dengan peristiwa vulkanik terbesar dalam jutaan tahun terakhir sejarah manusia, Monkey Forest juga memiliki sejarah kontemporer tentang kiprah seorang aktor konservasi yang sangat heroik, Umar Manik. Dia menyumbangkan sebagian besar hidupnya bagi mereka, meletakkan dasar bagi tradisi perlindungan populasi primata di kawasan ini, dan mewariskan nilai-nilai konservasi kepada keturunannya. Kisah Umar Manik dan perlindungan primata di Monkey Forest telah didokumentasikan dalam film Parherek.

Aspek Biologi

Sementara itu, di formasi Batu Gantung, keunikannya telah melahirkan legenda di tengah masyarakat Toba dan Simalungun. Alkisah, Duma boru Sinaga, seorang gadis yang jelita, dipaksa kawin dengan ‘pariban’ pilihan orang tuanya. Pariban adalah perjodohan paling ideal menurut nilai budaya Batak. Tapi sang gadis tidak menyukai calon jodohnya karena pemuda itu dianggap bodoh meskipun lahir dari keluarga yang kaya dan terhormat. Sehari sebelum hari pernikahan yang ditentukan oleh orang tuanya, Duma boru Sinaga kabur dari rumahnya menuju tebing curam yang merupakan dinding kaldera hasil letusan Haranggaol (Middle Toba Tuff). Dia diikuti oleh seekor anjing yang selalu setia menemaninya. Duma boru Sinaga bermaksud melompati tebing untuk mengakhiri hidupnya. Anjingnya juga turut serta. Keduanya konon tersangkut dan bergantungan di dinding, sampai akhirnya mereka berubah menjadi batu.

Formasi Batu Gantung secara sepintas memang menyerupai sosok seorang gadis bersama anjing peliharaannya. Dia terbentuk sebagai fenomena geologis yang terdiri dari satuan batu gamping dari formasi Sibaganding, yang termasuk ke dalam jenis batu gamping yang telah mengalami metamorfosis (meta-batu gamping). Batuan ini berumur Mesozoik, yaitu periodeisasi sejarah geologi bumi yang berlangsung sekitar 100-250 juta tahun lalu. Batu Gantung dibentuk oleh satuan batu lumpur dan batu pasir yang keduanya berikatan dalam lumpur batu gamping. 

Legenda Batu Gantung telah menjadi salah satu objek wisata resmi di kawasan Parapat dan Samosir. Kisahnya memberikan pesan tentang nilai-nilai kebebasan dalam memilih teman hidup dan kesetiaan yang mengharukan dari seekor anjing.

Titik pengamatan berikutnya adalah Batu Kapur (karst) yang memiliki usia 100-250 juta tahun atau berusia Mesozoikum. Formasi ini tersingkap di lereng kaldera sepanjang jalan menuju Kota Parapat.

Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara 21174