GEOSITE PUSUK BUHIT - SIANJUR MULA - MULA

Geosite Pusuk Buhit merupakan kawasan pegunungan yang menunjukkan karakteristik batuan vulkanik dan struktur tektonik aktif, serta memiliki sumber air panas alami yang menandakan aktivitas geothermal, sehingga kawasan ini penting untuk mempelajari proses vulkanisme, tektonik, dan potensi energi panas bumi di Kaldera Toba.

Aspek Geologi

Geosite Pusuk Buhit merupakan kawasan pegunungan yang menunjukkan karakteristik batuan vulkanik dan struktur tektonik aktif, serta memiliki sumber air panas alami yang menandakan aktivitas geothermal, sehingga kawasan ini penting untuk mempelajari proses vulkanisme, tektonik, dan potensi energi panas bumi di Kaldera Toba.

Salah satu situs yang ramai dikunjungi adalah Aek Rangat, yaitu lokasi pemandian air panas yang bersumber dari panas bumi. Aek Rangat artinya air panas. Sumber air yang mengandung belerang keluar dari lereng Gunung Pusuk Buhit, yaitu salah satu kubah lava yang memiliki puncak tertinggi di kawasan Samosir. Gunung yang menyimpan mitologi asal-usul marga-marga Batak ini terbentuk bersamaan dengan proses terangkatnya Pulau Samosir oleh dorongan energi magmatik yang sama dengan energi dapur magma yang menyebabkan letusan Gunung Toba 74.000 tahun lalu.

Aspek Budaya

Pemandian ini terletak di Kelurahan Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Kolam-kolam pemandian air panas Aek Rangat ditampung dari sumber mata air alami Bukit Kapur di lereng Pusuk Buhit yang menandakan aktivitas magma Gunung Toba masih terus berlangsung. Aek Rangat merupakan bagian penting dari Kaldera Toba karena situsnya menjadi salah satu bukti aktif atas teori supervolcano Gunung Toba apabila dibanding dengan pagar dinding kaldera lainnya yang telah dingin dan membeku.

Air panas di sini memiliki suhu tinggi. Penduduk sering mencampurkan air panas dengan air dingin untuk mencapai suhu yang nyaman bagi pengunjung. Air belerangnya dipercaya memiliki khasiat yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit, khususnya masalah kulit. 

Situs penting berikutnya adalah ‘Batu hobon’, yang dalam Bahasa Batak berarti peti batu. Peti yang memiliki karakteristik megalitikum ini konon digunakan sebagai tempat menyimpan harta benda pusaka yang berharga. Terletak di lereng atas Pusuk Buhit, Samosir, situs Batu Hobon ditemui sebagai bebatuan sejenis kubah lava yang menyembul ke permukaan akibat letusan Gunung Toba 74.000 tahun lalu.

Situs Batu Hobon memiliki nilai sakral bagi masyarakat Batak. Mereka mempercayai bahwa peti batu ini menyimpan berbagai harta pusaka Saribu Raja yang merupakan warisan dari Si Raja Batak. Konon, Batu Hobon menjadi pelindung yang sangat kuat bagi harta pusaka di dalamnya, dan hanya dapat dibuka apabila seluruh keturunan Saribu Raja bermusyawarah dan sepakat untuk membukanya. Ada beberapa cerita yang mengisahkan keinginan orang untuk membukanya, tetapi mereka gagal, tertimpa bala, dan muncul ular besar dari dalam rongga di bawah penutup batunya.

Dalam keyakinan makrokosmos Batak, dunia ini terbagi ke dalam tiga lapisan, yaitu Banua Ginjang, Banua Tonga, dan Banua Toru. Raja Batak merupakan keturunan para dewa dari Banua Ginjang (Dunia Atas). Banua Tengah (Dunia Tengah) menjadi tempat hidupnya manusia yang menjadi leluhur orang Batak. Sedangkan Banua Toru (Dunia Bawah) dihuni oleh ular besar sejenis hewan mitologi naga yang akan marah apabila manusia berbuat kerusakan. Rongga yang berada di bawah penutup Batu Hobon dipercaya menjadi penghubung antara Dunia Atas dan Dunia Bawah.

Barang-barang pusaka yang diyakini tersimpan di Batu Hobon terdiri dari Ogung dan Gondang Saparangguan (seperangkat gendang Batak dan gong perunggu yang berubah jadi emas), Hujur Somba Baho (tombak bertuah), Piso Sodam Debata (pedang bertuah), Pagar Pompang Bala Saributontang Bala Saratus (ramuan penangkal penyakit), Tintin Sipajadi-jadi Sipabosur Naung Male Obat Ni Amuas (cincin ajaib yang membuat lapar jadi kenyang dan haus menjadi lega), Pungga Haomasan (batu gosok dari emas), Galapang (gembok), dan Tawar Sipagabang-gabang, Sipagubung-gubung, Sipangolu namate, Siparata Naung Busuk (obat yang dapat menghidupkan orang yang mati, dan menyegarkan kembali yang telah busuk).

Para ahli mitologi mencurigai bahwa benda-benda yang disebutkan itu tiada lain adalah simbolisme terhadap ajaran pokok leluhur Batak tentang nilai-nilai kebenaran. Pusaka ini bukan mengenai nilai material, tetapi merupakan warisan pengetahuan kehidupan bagi keturunan Si Raja Batak apabila mereka ingin mempelajarinya. Hal itu antara lain ditandai dengan persyaratan agar orang yang mengunjungi tempat ini datang dengan membawa niat suci, tidak boleh berbicara buruk, dan harus bersikap baik.   

Dari situs Batu Hobon, tampaklah membentang lembah Sianjur Mula-mula yang subur dan hijau. Konon di sinilah pertamakali manusia Batak mulai bermukim dan membuka perkampungan sebelum akhirnya menyebar ke berbagai lembah lainnya di kawasan Danau Toba.

Ginolat, Kec. Sianjur Mula Mula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara 22396