Sukabumi, 2 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat kapasitas pengelolaan geopark berstandar UNESCO, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP TC-UGGp) bersama Bappelitbang Provinsi Sumatera Utara melakukan studi banding ke Ciletuh-Palabuhan Ratu UGGp, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (2/7) dan diikuti oleh empat orang delegasi dua dari BP TC-UGGp dan dua staf dari Bappelitbang Sumut.
Kunjungan ini bertujuan mempelajari langsung praktik-praktik pengelolaan Ciletuh-Palabuhan Ratu UGGp, terutama dalam menghadapi tantangan pascabencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada akhir tahun 2024. Studi banding ini bertepatan dengan kedatangan assessor UNESCO yang tengah melakukan misi revalidasi empat tahunan di geopark tersebut.
“Sebagai pengurus baru, kami ingin memahami berbagai model pengelolaan geopark, baik dalam situasi krisis maupun dalam pelaksanaan program edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat. Harapannya, wawasan ini dapat kami aplikasikan dalam pengelolaan Toba Caldera UGGp,” ujar Tikwan Raya Siregar, Manager Divisi Kerjasama, Promosi dan Publikasi BP TC-UGGp.
Delegasi disambut langsung oleh Badan Pengelola Ciletuh-Palabuhan Ratu UGGp, Ketua Tim Percepatan Pengelolaan Prof. Mega Fatimah Rosana, serta perwakilan ASITA Sukabumi. Selain kunjungan lapangan, rombongan juga mengikuti diskusi mendalam dan bedah dokumen self-assessment UNESCO di ruang pertemuan Grand Inna Hotel Palabuhan Ratu.
Selama tiga hari, para peserta melakukan field trip ke sejumlah geosite penting, termasuk desa-desa kasepuhan yang masih mempertahankan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Rombongan juga turut serta mengikuti agenda para assessor untuk memahami poin-poin evaluasi utama dalam pengelolaan geopark yang berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, BP TC-UGGp berharap dapat memperkaya strategi pengelolaan geopark dan memperkuat posisi Toba Caldera sebagai bagian dari jaringan geopark global yang diakui UNESCO.

