GEOSITE HUTAGINJANG

Dari Geosite Huta Ginjang, pengunjung dapat menyaksikan panorama struktur morfologi kaldera dari sisi barat. Disebut ‘Huta Ginjang’ (kampung yang tinggi), karena posisinya berada di salah satu puncak dinding kaldera dengan keberadaan batuan piroklastik seperti tufa serta indikasi aktivitas tektonik berupa sesar normal yang membentuk lereng curam dan teras-teras kaldera.

Aspek Geologi

Geosite ini memberikan informasi mengenai dinamika pembentukan kaldera, proses pelapukan batuan vulkanik, serta menjadi lokasi strategis untuk studi geologi regional dan pengembangan geowisata ilmiah.

Dari atas ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut, puncak Huta Ginjang menyajikan sudut pandang yang lebih luas ke arah bekas kawah Gunung Toba. Di bawahnya terlihat hamparan Pulau Samosir yang seolah mengambang di tengah danau biru, garis pantai yang melingkar, dan punggung-punggung kaldera raksasa. Cukup dengan satu pandangan saja!

Huta Ginjang menjadi bukti terindah dari jejak supervolcano Toba 74.000 tahun lalu. Struktur batuan dan lapisan tanah di kawasan ini menjadi saksi bisu dahsyatnya letusan yang konon menciptakan bottle neck populasi manusia di bumi, dan memicu perubahan iklim ke zaman es, hingga membentuk danau terbesar kedua di dunia, Danau Toba.

Karena posisinya yang strategis, Huta Ginjang juga sering dipilih menjadi lokasi paralayang di kawasan Danau Toba. Saat angin mendukung, para penerbang melakukan kegiatan lepas landas dari puncak bukit dan kemudian melayang di atas danau. Tak heran, lokasi ini kerap menjadi tuan rumah kejuaraan paralayang internasional.

Huta Ginjang, Kec. Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara 22476