Konservasi Lingkungan dan Budaya bagi Masyarakat di kawasan Toba Caldera UNESCO Global Geopark

Exhibition and Socialization at Aquabike World Championship
December 2, 2024
Exhibition and Socialization at Aquabike World Championship
December 2, 2024
Show all

Konservasi Lingkungan dan Budaya bagi Masyarakat di kawasan Toba Caldera UNESCO Global Geopark

Gambar ini tampak menampilkan beberapa informasi penting terkait adat dan budaya masyarakat Batak. Ada beberapa hal yang dapat saya jelaskan:

  • Poda Na Lima (5 Pesan):
  • Paias Roham (Bersihkan hatimu)
  • Paias Pamatangmu (Bersihkan tubuhmu)
  • Paias Paheanmu (Bersihkan pakaianmu)
  • Paias Jabum (Bersihkan rumahmu)
  • Paias Alamanmu (Bersihkan halamanmu)
  • Di jolo raja sieahan (di depan, Raja untuk diikuti)
  • Di pudi raja sipaimaon (di belakang, Raja untuk ditunggu)
  • Tampak na do tajomnaRim ni tahi do rantosna

artinya tidak ada yang mengalahkan solidaritas
kalau kita sudah satu hati dan sepaham, gunung pun bisa kita pindahkan

  • Dalihan Natolu (Falsafah Hidup Masyarakat Batak)
  1. Manat mardongan tubu: saling menghormati di antara sesama semarga/keluarga terdekat/sedarah, karena merekalah teman kita bertukar pikiran dan orang pertama yang kita jumpai dalam adat Batak ketika ada urusan adat termasuk urusan masalah)
  2. Elek marboru: mendidik anak perempuan kita di rumah dengan adab dan adat, menjadi contoh sebagai seorang ayah atau sebagai seorang saudara laki-laki lewat perilaku yang terhormat, serta bijaksana dalam menegur yang bersifat mendidik, bukan mempermalukan atau merendahkan, sehingga anak-anak perempuan kita beradab dan berakhlak mulia kelak di keluarga barunya setelah meninggalkan keluarga asalnya/kita, dan pihak suaminya menghormati kita)
  3. Somba marhula-hula: jika kita sudah saling menghormati di antara sesama marga/keluarga terdekat/sedarah, dan mendidik anak perempuan kita dengan baik, maka merekalah nanti yang akan menjadi teman kita saat menjumpai keluarga dari pihak ibu. semakin ramai saudara dan anak perempuan kita yang menemani kita dalam menjumpai keluarga ibu kita, dalam adat orang Batak, itulah bukti kita manusia sempurna secara adat, menjalankan dalihan natolu dengan tuntas. Itulah sebabnya kita selalu mencari saudara semarga dan anak perempuan kita dalam setiap acara adat, semakin banyak yang kita kumpulkan, semakin tinggilah nilai kita, semakin sedikit yang terkumpul, semakin rendahlah nilai kita secara adat.
  • Pantun hangoluan, tois hamagoan (kerendahan hati menuntun pada kehidupan yang baik, tetapi kesombongan hati akan berujung malapetaka)
  • Harbangan bohi ni huta, alaman bohi ni jabu (pintu gerbang adalah wajah kampung, halaman adalah wajah rumah, artinya penampilan adalah cerminan siapa kita)
  • Paramak sobalunon (tikarnya selalu terhampar)
  • Parsangkalan so ra mahiang (telengannya selalu basah karena tak henti-henti dipakai memotong daging untuk hidangan tamu)
  • Partataring so ra mintop (dapurnya selalu mengepul)

artinya, selalu berpikiran terbuka, tidak memandang bulu, mampu mendengar, mampu berbicara dengan baik, selalu bisa memberikan solusi dalam situasi apapun, selalu bisa diandalkan untuk membantu baik secara materi maupun moral, kapan dan di manapun. Ini adalah gambaran ideal (sempurna) sosok pemimpin yang diidamkan orang Batak, sulit diwujudkan.